Pada hari Jumat, 23 Agustus 2013, kami memulai Orientasi
Studi Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung 2013 hari keenam.
1. Seminar oleh Bapak Gita Wiryawan
Bapak Gita
Wirjawan adalah seorang menteri perdagangan. Disamping itu beliau juga menjabat
sebagai Ketua Umum PBSI. Pendidikan terakhir Bapak Gita adalah S1 University of
Texas dan S2 Public Administration Harvard.
Seminar
diawali dengan penjelasan mengenai semangat kemahasiswaan. Menurut Bapak Gita,
semangat kemahasiswaan yang kental merupakan salah satu kearifan lokal. Merdeka
bukan hanya pada saat 17 Agustus saja. Namun dapat kita rasakan setiap hari
dari sesuatu yang membuat kita bangga. Perekonomian Indonesia membutuhkan
pemimpin yang mengerti rakyat dan lekat terhadap rakyat.
Setelah
itu beliau sedikit bercerita tentang bulutangkis Indonesia, yaitu saat
pertandingan di Guangzhou, China. Saat itu, suporter dari Indonesia hanya 35
orang. Maka dari itu, Beliau diminta oleh Rexy Mainanky untuk memberikan
semangat kepada para pemain yang saat itu sedang bertanding. Beliau
memberikan wejangan: “If u want it, you’ll get it, It depends how much you want
it.” Kesuksesan itu ada tergantung bagaimana kita menginginkannya. Selanjutnya,
beliau kembali melanjutkan perbincangan mengenai ekonomi. Beliau mengatakan
bahwa Indonesia adalah negara Islam terbesar. Namun ironisnya Indonesia sebagai
penduduk islam sebanyak 23,5% hanya menyumbang 9% perekonomian. Menurut Beliau,
Indonesia bisa sukses jika dipimpin oleh orang yang berkearifan lokal.
Bukan pemimpin yang menghilangkan adat istiadat dan budaya. Jika
kita menyia-nyiakan, Indonesia akan kehilanhan jati dirinya. Disamping itu
pemimpin juga harus kreatif.
Indonesia
terletak di tempat strategis dalam perekonomian. Jadi sewajarnya Indonesia
menjadii negara maju. Namun tantangan besar menghadang. Indonesia perlu
meningkatkan 60% produktivitas tenaga kerja dengan pertumbuhan 7%/ tahun. Saat
ini Indonesia masih mengalami “Middle Income Trap” dengan PDB(pendapatan
perkapita) hanya 5000-7000 dolar saja padahal negara lain mampu mencapai
10000-15000 dolar. Bahkan Korea mencapai 30000 dolar. Indonesia mampu maju jika
mengedepankan demokrasi, pluralisme, dan budaya. Beliau juga menyampaikan ada
mitos bahwa pertumbuhan hanya ada di Jakarta namun sekarang sudah ada di
Bandung, Surabaya dll. Bahkan kini 46% realisasi investasi ada di luar pulau
Jawa. Semakin rata distribusi semakin sejahtera. Di penghujung seminar beliau
menuturkan: Kepentingan rakyat adalah segalanya.
2. Seminar oleh Indra
Hidayat
Indra
Hidayat adalah Ketua Umum Wanadri. Dia juga alumnus ITB Teknik Mesin 2009.
Menurut
Indra Hidayat, Indonesia memiliki 70% wilayahnya terdiri dari perairan. Namun
pada sat ini potensi SDA yang dikembangkan hanya daratan saja. Indonesia
terdiri dari beragam budaya, Negara kepulauan, banyak flora dan fauna, sungai
yang beragam, kawasan khusus karst, kawasan khas yaitu adanya es di sepanjang
garis khatulistiwa. Kita sebagai pemuda Indonesia wajib membenahi sistem yang
ada agar bangsa Indonesia menjadi Negara yang disegani oleh Negara lain.
3. Seminar oleh Ibu Tri Mumpuni
Ibu
Tri adalah seorang pemberdaya listrik di lebih dari 60 wilayah di Indonesia.
Menurut Ibu Tri Mumpuni, orang yang berintegritas adalah orang yang
berpengetahuan dan mempunyai logika, perasaan serta empati. Otak digunakan
untuk berpikir sedangkan hati untuk merasa. Orang yang memiliki integritas
adalah orang yang mampu membaca Indonesia dengan baik. Selain itu SDA dengan
paradigma yang benar mampu memberdayakan manusia.
Menurut
Ibu Tri, lebih dari 100 juta rumah belum berlistrik dengan lebih dari 60 juta
anak Indonesia tanpa listrik. Selanjutnya, bu Tri membahas tentang definisi
umum ekonomi saat ini. Sewajarnya, Ekonomi adalah keadaan setimbang, dinamis,
antara investasi dan konsumsi untuk mencapai setinggi-tingginya pertumbuhan.
Semakij besar pertumbuhan semakin baik ekonomi. Pertumbuhan harus terikat pada
kesejahteraan dan daya dukung lingkungan.
4. Seminar oleh Saska
Saska
adalah pendiri Riset Indie. Dia adalah alumni ITB jurusan Teknik Elektro 2003
serta Ketua Himpunan Elektro 2005-2006. Menurut Saska, Riset Indie menyangkut
penelitian dalam ranah yang luas, mandiri. Risetindie mencakup bidang
teknologi, sosial, ekonomi dan media. Riset Indie didirikan atas dasar
keinginan untuk menyalurkan aktivitas. Riset Indie juga memfasilitasi bagi
pemuda yang ingin mengembangkan ide-ide yang dapat berguna bagi kehidupan
masyarakat. Selain itu di riset indie banyak aktivitas yang positif yang dapat
dilakukan oleh pemuda potensial.
Dibuat
oleh : Kenan Mahesa S ( STEI / 16513262 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar