By Salma Nur Vita Anggraini (16213133)
Sebagai
salah satu rangkaian acara OSKM 2013, panitia OSKM 2013 beserta KM ITB
mengadakan seminar OSKM 2013. Pembicaranya tentu bukan sembarangan orang,
melainkan narasumber yang telah terjamin kredibilitas dan dapat menjadi
inspirasi bagi semua mahasiswa baru ITB 2013. Narasumber untuk seminar OSKM
kali ini adalah Menteri Perdagangan Republik Indonesia sekaligus Ketua
PBSI, Gita Wirjawan, WANADRI, Ibu Tri
Mumpuni, pemberdaya listrik yang mendapatkan Ashden Awards 2012 dan Riset
Indie. Dengan latar belakang yang beraneka ragam, para narasumber menyajikan
materi mereka dengan isi yang berbeda-beda pula.
Seminar
diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh para hadirin, yaitu
mahasiswa, rektor, dan para narasumber. Selalu saja ada rasa bangga dan sensasi
merinding disko ketika lagu ini
dinyanyikan. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kak Benito Reyhan selaku
sekjen OSKM 2013, kak Nyoman Anjani selaku presiden KM ITB dan bapak Kadarsa
selaku wakil rektor ITB. Untuk memeriahkan seminar ini, Apres ITB, unit jazz di ITB bertugas mengiringi seminar
ini dengan alunan music jazz yang
lembut dan santai. Tak lupa juga nih, ada moderator cantik, yaitu Kak Maria
Selena, Putri Indonesia 2011 dan alumnus Sekolah Bisnis Manajemen ITB. Nah,
biasanya Kak Nyoman selalu memberikan inspirasi dalam setiap sambutannya, dan
lagi-lagi ia kembali menginspirasi mahasiswa baru dengan perkataannya,
“Bumi
Ganesha ini adalah tempat bagi mereka yg menuntut ilmu hingga ke langit &
tetap kembali ke bumi untuk memakmurkan rakyatnya.”
Narasumber 1: Bapak Gita Wirjawan
Beliau
mengawali materinya dengan cerita ketika ia bersama 37 orang (atlit, pelatih
dan staf) dari kontingen Indonesia saat Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Cina. Detik-detik
menjelang turnamen dimulai, pelatih bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky,
meminta beliau untuk memberikan motivasi kepada para pemain sebanyak 15-20
menit. Pak Gita hanya meminta waktu 2 menit untuk memotivasi mereka.
“If you want it, you will get it! Semua hasil
memang berada di tangan Allah, namun semuanya juga bergantung kepada seberapa
besar Anda menginginkannya.”
Berhasilkah
hasil motivasi beliau? Tidak main-main, beliau berhasil membuat kontingen
Indonesia memenangkan medali emas ganda putra dan campuran setelah gagal memenangkan
selama 6 tahun.
Beliau
melanjutkan materinya mengenai perekonomian Indonesia dan perlunya pemimpin
bangsa yang memiliki kearifan lokal. Apa yang diperlukan oleh negara saat ini yaitu
demokrasi, pluralisme, dan kesejahteraan yang dibungkus dengan kesetaraan agar
dapat diproyeksikan ke komunitas internasional. Saat ini, Indonesia merupakan
negara Islam terbesar di G20, dengan perekonomian yang jumlahnya dua kali lebih
besar daripada ekonomi Arab. Akan tetapi,
negara-negara Islam hanya menduduki 9% dari total QUE ekonomi dunia.
Perekonomian Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki kearifan lokal untuk
mengembangkan potensi daerahnya dan dapat bersaing dengan komunitas internasional.
QUE
ekonomi Indonesia selama 20 tahun ke depan sebanyak 600 ribu trilyun, sebesar
60% dari total QUE. Namun, ada resiko bahwa 360 ribu trilyun tidak akan terisi
dengan merah putih. Ini dikarenakan adanya budaya Indonesia yaitu budaya yang
murah kenyang, yang sebenarnya merupakan budaya salah parkir. Kita harus bangga
dalam berbangsa di negeri ini, bukannya terpengaruh dan ikut menjadi konsumen
barang luar negeri di luar negeri
Cobalah
tengok Gangnam yang berhasil menjadi daerah yang sukses. Berawal dari tahun
1920 yang menganggap bahwa orang Korea Selatan adalah orang yang malas dan
bodoh, seorang tokoh bernama Park Jungki di tahun 1961 membangun perwira industri
untuk industrialisasi Korea Selatan. Dasar dari kesuksesan Park Jungki
membangun Gangnam menjadi saat ini adalah reformasi agrarian, yaitu melakukan
diversifikasi jika telah sukses. Seorang petani sukses akan diarahkan untuk
membuat HP, barang elektronik, kendaraan bermotor, dan lain-lain, sehingga
lahirlah merek-merek dunia seperti Hyundai dan Samsung. Gangnam sendiri
memiliki kemahiran teknologi, kesinambungan demokrasi, kekayaan budaya dan dan
kemajuan ekonomi, hal-hal yang tidak dimiliki oleh Indonesia sepenuhnya.
Indonesia
memiliki beberapa tantangan 2030, yaitu perlunya meningkatkan sebesar 60% dari
sisi produktivitas tenaga kerja dan sustain
7% pertumbuhan ekonomi per tahun. Faktanya, negara ini terjebak dalam middle name trap, yaitu negara yang
menghasilkan $5000 USD-$7000USD namun tidak dapat menggunakan teknologi. Indonesia
juga memiliki mitos bahwa pertumbuhan ekonomi di hanya terjadi di Jakarta.
Faktanya , realisasi investasi di luar pulau Jawa dimulai pada tahun 2009
dengan 18% di luar pulau Jawa, tahun 2010 dengan 33% di 18% di luar pulau Jawa, tahun 2011 dengan 41%
di luar pulau Jawa, dan tahun 2012 sebesar 46%. Kita juga terancam akan
hadirnya rasio gini (kesenjangan) yang bergerak dari angka 31 ke 41. Ini dapat
diatasi dengan meningkatkan daya manusia dan industrialisasi di luar Jawa. Di
bagian hilir berarti lebih padat karya dan multiplikasi produk menjadi sangat
besar. Di bagian hulu hanyalah kebutuhan tenaga kerja.
Indonesia
telah berkontribusi sebanyak 43% dari total ekonomi ASEAN. Oleh karena itu,
Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa menjawab tantangan dan responsif
terhadap permintaan masyarakat. We have
to be nationalistic, but alo internationalistic. Jika tidak, maka hal ini
dapat mengerosi relevansi Indonesia. Jadilah Garuda yang kreatif, terampil,
berteknologi, dan memiliki semangat kebangsaan serta selalu menjunjung tinggi
kearifan lokal baik di dalam maupun luar kampus. Jangan jadi Gangnam ya :D
Narasumber 2: WANADRI, oleh Indra Hidayat
Banyak
fakta yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak juga kekayaan alam yang dimiliki
oleh Indonesia seperti pesisir, sungai, laut, dan lain-lain. Indonesia pun
memiliki kawasan khas yang baru dijelajahi sekitar 3-4% oleh masyarakat
Indonesia itu sendiri. Suku dan kultur Indonesia pun beragam.
Akan
tetapi, Indonesia pun memiliki beberapa masalah. Pertama, adanya interpretasi
budaya, yaitu pengklaiman budaya oleh negara lain. Sebenarnya kita harus bangga
karena budaya kitalah dan dicari. Kita harus menjadi trendsetter budaya dimana negara lain menjadi follower. Kedua, banyaknya bencana yang terjadi karena lingkungan
geologis Indonesia. Ketiga, masyarakat Indonesia terlalu berorientasi pada
darat, padahal Indonesia sendiri adalah negara yang didominasi dengan perairan.
WANADRI
hadir sebagai sebuah organisasi dengan kegiatan menempuh rimba dan mendaki
gunung. Ada 4 hal yang menjadi tujuan WANADRI, yaitu sebagai pendidikan,
penjelajahan dan pengembangan ilmu pengetahuan, bakti masyarakat melalui
kemanusiaan dan perlindungan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar