Kian
hari teknologi semakin maju dan berkembang. Penemu-penemu baru bermunculan
dengan teknologi-teknologi unik dan mutakhir yang mereka buat dan kembangkan.
Ada kelebihan, ada kekurangan, manusia yang memiliki kelebihan yaitu memiliki
banyak kekurangan terus berlomba-lomba guna menemukan hal baru yang dapat
memudahkan pekerjaan mereka. Peradaban makin maju tetapi jiwa perikemanusiaan
kita semakin mundur dengan terciptanya masalah-masalah baru yang timbul akibat
teknologi yang telah kita buat tidak ramah lingkungan karena kita hanya
memikirkan egonya masing-masing secara berlebihan-lebihan tanpa memikirkan
dampaknya bagi lingkungan seperti danau. Keuntungan yang melimpah telah
membutakan kita, pabrik-pabrik tidak memperhatikan keramah lingkungan produk
yang telah dihasilkan dan dengan mudahnya membuang limbah ke danau sehingga
membunuh populasi ikan, mencemari danau, dan merugikan warga sekitar. Teknologi
bagaikan air dan api sedangkan manusia bagaikan tanah dan udara, ditangan yang
benar teknologi akan dapat menyuburkan tanah sedangkan ditangan yang salah teknologi
akan membakar habis apa saja secepat udara berhembus.
Pabrik
di sekitar danau sudah biasa bahkan pabrik yang membuang limbah di danau pun
sudah biasa. Pabrik untung, warga buntung karena populasi ikan yang dijadikan
sumber mata pencaharian berkurang dan mutu ikan untuk dikonsumsi pun berkurang
karena limbah yang telah mencemari danau. Ada masalah pasti ada solusi,
seharusnya pabrik telah menyiapkan tempat khusus penampungan limbah dengan
menggunakan bahan yang sesuai sehingga mengurangi persentase terjadinya
kebocoran lalu memposisikan tempat tersebut di bawah danau agar tidak memakan
tempat dan mengurangi lahan hijau. Pabrik juga harus menyiapkan senyawa
penetralisir limbah agar limbahnya menjadi ramah lingkungan dan dapat memiliki
nilai jual dengan mengolahnya menjadi pupuk lalu apabila terjadi kebocoran tidak
akan membahayakan populasi ikan yang ada. Pabrik juga harus menyiapkan senyawa
pembersih danau yang telah tercemar oleh limbahnya agar danau kembali
mendapatkan nilai estetikanya lalu pabrik juga harus menyiapkan cara untuk
membuat ikan-ikan yang telah mati dan tercemar menjadi bebas limbah/racun
sehingga kembali memiliki nilai jual. Menyerah saat menerima kegagalan itu
biasa tetapi senang saat menerima kegagalan itu luar biasa karena kita menjadi
bisa mempersiapkan solusi yang lebih tepat.
Kita
seharusnya menyadari bahwa kita telah berhutang banyak dengan lingkungan tetapi
kita malah melupakannya dengan tidak memberikan kontribusi yang baik bagi
lingkungan dengan mendirikan pabrik yang tidak ramah lingkungan dan membuang
limbah ke danau. Kemajuan teknologi seharusnya bisa memberikan hal-hal yang
positif dan berdampak baik bagi lingkungan sehingga tidak ada yang dirugikan.
Segala sesuatu di dunia ini telah memiliki pasangannya masing-masing sama
halnya dengan masalah dan solusi, masalah ada karena ada solusi dan masalah ada
karena untuk inovasi.
Kelompok I:
Afifa Husna
Agung Baptiso
Dhany Alif
Lauren Hana
Muhammad Fadhil
ilustrasi mengenai solusi yang kami pikirkan, yaitu menambahkan suatu zat baru yang dapat menetralisir racun pada air |
Kelompok I:
Afifa Husna
Agung Baptiso
Dhany Alif
Lauren Hana
Muhammad Fadhil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar