Jumat, 23 Agustus 2013

Review Seminar OSKM 2013 ( by Agung Baptiso Sorlawan | 16513082 )

Review Seminar OSKM 2013 ( by Agung Baptiso Sorlawan | 16513082 )


Pada hari Jum'at , 23 Agustus 2013, sebanyak 3600 mahasiswa baru ITB 2013 diberikan kesempatan untuk mengikuti sebuah seminar. Seminar yang bertema " Cinta Tanah Air " itu di hadiri oleh empat orang narasumber yang sangat luar biasa dalam bidang merka masing - masing.

Adapun susunan acara dari seminar tersebut :
  1. Sambutan oleh ketua OSKM ITB 2013 ( diwakilkan kepada Sekjen OSKM ITB 2013, Benito Rayhan )
  2. Sambutan oleh presiden KM ITB ( Nyoman Anjani )
  3. Sambuta Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ( Bapak Kadarsyah )
  4. Presentasi oleh masing - masing narasumber.
Adapun isi dari presentasi masing - masing narasumber adalah sebagai berikut :

Mentri Perdagangan RI ( Gita Wirjawan )

     Saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang mengerti kebutuhan rakyat, memiliki visi dan misi serta kearifan lokal. Berbicara masalah visi, sejarah menjadi saksi bahwa Soekarno, jauh sebelum Indonesia merdeka, memiliki visi tentang mau dibawa kemana Indonesia. Mengapa seorang pemimpin harus memenuhi ketiga aspek tersebut ?

Ada banyak masalah yang tejadi dalam kehidupan bangsa Indonesia. 
- Tidak relevannya Politik, ekonomi, dan sosial, karena eradikasi kontra korupsi yang belum berjala dengan baik serta belum dapat dikemas ke dunia Internasional dengan baik pula.
- Indonesia belum mahir dalam teknologi.
     
     Sebenarnya Indonesia memiliki keuntungan yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Indonesia berada pada posisi yang strategis, karena Asia adalah kawasan dengan ekonomi yang paling dinamis. Lagi - lagi tetap saja ada masalah dalam bangsa ini. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap ( 6 % / tahun ) maka, dalam 20 tahun kedepan, quo PDB Indonesia mencapai 360 triliun rupiah ----- > angka ini hanya di bawah 50 % yang akan dinikmati oleh bangsa Indonesia. Inilah masalah baru yang harus dihadapi yaitu mengisi konsumsi produk dalam negeri. Permasalahan ini juga berakar dari masalah teknologi yang rendah.
Teladan yang patut di contoh adalah Korea. Tahun 1920, Korea dianggap sebagai negara " crazy and stupid. Tahun 1950, Korea merdeka dan pada tahun 60 -an di kembangkan semboyan " Soilder industry ". Hasilnya sangat memuaskan pada tahun 1980, dimana telah sukses dalam hal agraria sehingga dapat mengexport hasil pertanian ke luar negeri. Kesuksesan ini tidak hanya sampai di situ, Korea memerintahkan para petani untuk melakukan diversivikasi menjadi computer, HP, dan produk elektronik lainnya. Sehingga bukan hanya hasil tani yang di export tetapi juga barang - barang elektronik yang sampai saat ini merajai pasar elektronik. Bahkan akhir - akhir ini Korea berhasil mengexpor Budaya ke luar negeri.

 Sebenarnya tantangan yang harus dihadapi Indonesia untuk mencapai kesuksesan tersebut meliputi :

 - Meningkatkan produktivitas 60 %, jika tidak, Indonesia akan terperangkap dalam " Medal Income Trap ". Maksudnya PD / per kapita hanya mencapai $ 5000 - 7000 ,  yang mengakibatkan perekonomian tidak bisa merangkak ke dunia teknologi.

- Pemerataan pertumbuhan ekonomi. Sebenarnya realisasi investasi lebih besar di luar Jawa. Hal ini penting untuk membentuk kesatuan dan distribusi kesejahteraan. Akan tetapi rasio GINI ( rasio yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesenjangan ) yaitu dari 31 % menjadi 41 %.
Cara untuk mengatasi masalah kesenjangan adalah dengan teknologi yang menyebabkan multiplikasi nilai. Metode ini sering disebut " hilirisasi ". Akar permasalahan untuk menerapkan teknologi tersebut adalah Pendanaan dan Pendidikan. Untuk Pendanaan Indonesia masih lemah, dimana daya saing pengusaha, UKM sangat lemah dikarenakan suku bunga pinjaman mencapai 15 %, bandignkan dengan Malaysia yang haya 2 %. Jadi di harapkan sedikit - demi sedikit suku bunga dikurangi.

- Masyarakat EcoASEAN. Yang di maksud adalah sebuah pasar yang beranggotakan negara - negara ASEAN yang memberikan kelonggaran terhadap investasi dan perdagangan. Tujuannya adalah untuk mencapai ASEAN yang berbasis produksi, pasar kolektif, dan ekonomi terintegrasi global. Yang menjadi tantangan di sini adalah siapkah kita , apakah daya saing ekonomi kita sudah memungkinkan Indonesia untuk menghadapi situasi tersebut ? 


Ketua Wanadri ( Indra Hidayat )

Pada presentasi kali ini, dijelaskan mengenai apa itu WANADRI ? Keunikan Indonesia dibandingkan dengan negara - negara lain, yakni Bioregionalnya, Pesisir, Pulau - Pulau, Kawasan Karst, Medan Khatulistiwa, Sungai, Dataran, Gunung Vulkanik. 

Pada kali ini, kita di haruskan untuk cinta dan tetap berjuang untuk kemajuan Indonesia.


Ibu Tri Mumpuni 

Pada kesempata kali ini Ibu Tri Mumpuni memberikan seminar tentang " Integritas dan Kompetensi Pemuda untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa"

Integritas dan Kompetensi :
- Logika 
- Empati

Jika kedua unsur tersebut dapat diterapkan dengan baik maka, seseorang dapat membaca Indonesia dengan baik. Artinya tidak akan mementingkan diri sendiri.

Ada 33.000 desa dengan 100.000.000 jiwa Indonesia yang belum merasakan listrik bahkan yang berlokasi dekat dengan kota - kota besar. Mengapa hal - hal semacam itu bisa terjadi ? Jawabannya adalah Definisi Dari Ekonomi. Secara umum saat ini, " Makin tinggi pertumbuhan, makin baiklah ekonomi ". Hal itu tentu saja salah karena tidak mengandung unsur empati di dalamnya. Seharusnya " Pertumbuhan harus terikat, terbatas pada nilai optimal untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat lokal dan daya dukung lingkungan "


CEO Riset Indie ( Setheren Akbar )

Pada seminar kali ini dipaparka tentang seluk beluk " Riset Indie " , sejarah , dan proyek - proyek yang sedang dan telah dilakukan. Disini ditekankan tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa peka terhadap kebutuhan masyarakat, artinya mahasiswa mau berusaha untuk memecahkan masalah yang berbasis sosial - teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar