Kamis, 22 Agustus 2013

Review K3, ALiyah Alfianda Dwicahyani


Pada tanggal 21 Agustus 2013 saya diberikan pembekalan tentang bagaiamana menajdi seorang pemudi yang bertanggung jawab terhadap masa depan bangsanya. Bagaimana cara kita berpikir dan menyikapi sebuah masalah dalam lingkungan sekitar kita. Bagaimana cara kita membangun dan mencerahkan masa depan bangsa kita. Bagaimana cara untuk tidak menjadi beban untuk bangsa kita sendiri tetapi mengurangi beban bangsa.
Untuk menjadi seorang  generasi muda yang berkualitas kita harus memiliki pola pikir yang baik. Tidak hanya sekedar mengkritik tetapi juga memberi gagasan baru untuk memperbaikinya. Hal itu yang menjadi acuan kita untuk membangun masa depan negara yang lebih baik.
Di ITB kita di ajarkan untuk tidak hanya menyerap nilai nilai keilmuan tetapi juga menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Karena di ITB kita tidak dibentuk menjadi seseorang yang individualisme tetapi dapat lebih peka dengan sosial lingkungan sekitar. Untuk merubah bangsa menjadi lebih baik. Karena itulah, di OSKM ini kita diajarkan untuk memiliki POLA PIKIR K3 yaitu, Kritis, Kreatif dan Konstruktif.
Kritis yaitu, Melihat suatu masalah dengan segala sisi aspek kehidupan, yaitu : politik, ekonomi, sosial,teknologi, lingkungan dan hukum. dengan memperhatikan segala aspek tersebut, diharapkan kita dapat menyikapi segala sesuatu secara intelektual serta dituntut untuk dapat melihat  dengan perspektif global terhadap perubahan-perubahan aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat global pada umumnya. Kita tidak hanya menerima hal-hal tersebut secara gamblang tetapi memprosesnya secara lebih objektif.
Kita harus dapat berpikir secara kritis yang bersifat luas. Berpikir secara luas dengan memproses seluruh aspek yang berada di dalamnya dan mengembangkannya lagi dalam segi yang lebih kompleks.
Kreatif,  dapat membuat ide-ide orisinil juga dituntut dapat memecahkan masalah nyata dengan penyelesaian efektif, cepat dan mudah . Banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang kreatif adalah orang yang mampu berfikir “out of the box” tetapi menurut ka Andre di luar aspek itu kita juga harus berfikir “in the box”, dan saya menyetujui hal tersebut. Kita berpikir secara rasional dalam memecahkan sebuah masalah. Apa yang dibutuhkan. Dan apa yang seharusnya kita lakukan. Dalam sebuah masalah kreatif berarti efektif, jika penyelesain tersebut tidak berjalan efektif berarti gagasan tersebut berada terlalu jauh dari permasalahan  tersebut sehingga tidak dapat realisasikan.
Kita dituntut sebagai pemuda – pemudi yang kreatif bertanggung jawab. Gagasan yang orsinil, melihat seluruh aspek dan merealisasikan dalam sebuah tindakan.

Konstruktif, diharapkan kita depat memberikan hal hal positif yang dapat membangun. Sehingga kita dapat membangun lingkungan yang lebih baik dengan pemikiran dan tindakan. Kita diharapkan tidak hanya dapat membangun perekonomian negara tetapi bagaimana kita dapat membangun sosial dan pendidikan masyarakat. Karena sebuah bangsa dilihat dari masyarakatnya. Idealisme mereka.
Kita tidak boleh menjadi seseorang yang hanya mengeluh dan mengkritik banyak hal. Kita harus tahu bagaimana menginterpretasikan sebuah kritikan menjadi sebuah gagasan yang membangun dan berupa tindakan nyata.
Membangun bukan meruntuhkan. Membangun tetapi melihat sekeliling dan hal – hal yang berada di dalamnya. Maksudnya, nyatanya dalam masyarakat seseorang telah menjadi sebuah bangunan yang tidak kita tidak lagi membangun mereka dari sebuah tanah kosong mereka sudah memiliki tiang – tiang penyangga, genteng dan lain sebagainya. Kita diharapkan dapat merenovasi masyarakat tersebut. Membentuk menjadi individu yang lebih baik. Membangun kehidupan sosial dan negara yang lebih baik.
Orang – orang yang berpikir secara konstruktif akan berupaya mengambil seluruh aspek secara maksimal dalam sebuah kegiatan yang jelek sekalipun, membuat aspek tersebut dapat bermanfaat. Mereka dapat berpikir bahwa hal tersebut akan berguna di kemudian hari. Orang – orang dengan pemikiran konstruktif dapat mengambil aspek tersebut dan merubahnya. Tidak hanya mengeluh dan menyesali kegiatan yang jelek tersebut. Mereka dapat membangun diri mereka sendiri dengan memulainya. Tidak mengeluh. Dan tidak menyalahkan siapa pun.
Menurut saya itulah yang diharapkan dari genarasi muda seperti kita. Membangun, memikirkan dan memberikan gagasan efektif untuk membuat bangsa menjadi lebih baik.
Kita memiliki beban yang besar dengan menjadi penerus bangsa. Dalam keadaan bangsa yang seperti ini kita harus menjadi seseorang yang bertanggung jawab tidak hanya terhadap diri kita sendiri tetapi juga orang lain dan lingkungan kita.
Menjadi seseorang yang lebih sering membantu. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Diharapkan keluar kita dari ITB dan bertemu dengan dunia luarkita mampu mengaplikasikan apa yang telah kita pelajar dalam hal akademik maupun non – akademik. Kita mampu mengaaplikasikannya dalam kehidupan yang kebih kompleks sehingga mampu untuk membantu bangsa dan masyarakat dalam menyelasaikan masalah – masalah yang di hadapi saat ini. Menjadikan bangsa yang lebih baik. Menjadikan bangsa mampu mengembalikan ideologi pancasilanya yang secara bertahap pudar dari waktu ke waktu. Bangsa yang hampir melupakan dasar negaranya. Itulah tugas kita sebagai penerus generasi muda Indonesia. Janganlah kita melupakan rumah kita sendiri. Yang memberi penghidupan, pendidikan dan tanah untuk hidup. Dan menurut saya itulah kegunaan pola pikir K3 yang dibahas kali ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar