Mungkin ini adalah masalah yang sangat familiar
ditelinga kita. Masalah yang selalu diniliki masyarakat kelas kecil atau kelas
bawah. Entah mungkin dari pendidikan, atau lingkungan, atau pun pengaruh
internal yang mereka miliki.
Dari segi pendidikan, mungkin karena jenjang pendidikan
terakhir yang mereka tempuh tidak terlalu dipahami dan sulit untuk diaplikasikan
ke kehidupan sosial mereka. Jika kita pantau dari segi internal, Sifat yang
acuh tak acuh terhadap lingkungan lebih dominan dibandingan rasa memiliki terhadap
lingkungan dan sosialnya dan itu akan menyebar dan menjadi contoh untuk
masyarakat lain meniru “kelakuan” yang dicontohkan. Permasalahan ini pun bisa terjadi
karena sesuatu pemikiran “sempit tapi efisien dengan menghalalkan segala cara”,
dan salah satu contoh permasalahannya membuang sampah pada aliran sungai supaya
sampah tidak menumpuk di sekitar lingkungan mereka. Mereka tidak berpikir bahwa
yang biasa dipakai untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan
buang air, menggunakan air yang mereka cemari sendiri.
Dengan melihat gambar diatas, kelompok kami berpikir
bahwa masih ada harapan untuk menyelamatkan keadaan seperti diatas dengan
menumbuhkan rasa ingin menjaga dan memiliki sekitar lingkungan, berpikir logis
bahwa sungai itu untuk kita manfaatkan beserta penjagaan yang berkala.
Dengan berpikiran dan menjunjung konsep K3, kami
berfikir maslah utama dari gambar tersebut adalah masalah pengetahuan atas
kontribusi sungai terhadap masyarakat dan lingkungan yang “dia” aliri.
Berdsasarkan masalah yang kami simpulkan, maka
kelompok kami mengajukan 4 saran sebagai
dasar solusi yang bisa dibuat.
1. Solusi
ini kami masukan ke kelompok solusi yang
sudah biasa dilakukan. Solusinya adalah dengan membuat Sosialisasi
Masyarakat dengan tema “Pentingnya Manfaat Sungai Terhadap Lingkungan dan
Masyarakat.” Kenapa kami mekategorikan solusi ini ke kelompok tersebut
dikarenakan ,di Indonesia contohnya, pemerintah pasti akan melakukan hal
tersebut jika sudah berakibat pada musibah seperti banjir.
2. Solusi
ini kami masukan ke kelompok solusi yang
ada tapi bisa dikembangkan. Kami membuat solusi ini berdasarkan aspek
ekonomi, sosial, environment, dan
yang pasti legal. Kami berfikir, kenapa kita tidak membuat tembok pembatas,
membuat pos penjaga dan pemerikasan sungai setiap 500 m di sepanjangn sungai, dan
menyarankan pemerintah untuk membuat pemukiman baru yang tempatnya bukan disekitar
bantaran sungai lagi. Solusi ini mungkin bisa membuat mereka berpikir bahwa “
kenapa dulu saya menyia-nyiakan sungai yang sekarang sudah tidak bisa ku
nikmati lagi”. Maka akan timbul penyesalan dalam diri mereka.
3. Solusi
yang ke 3 ini mungkin akan bersinggungan dengan aspek teknologi dan solusi ini
masuk dalam kategori belum ada tapi bisa
dibuat. Kami berfikir bahwa keberadaan sungai ini bisa di manfaatkan
keberadaannya dengan cara membuat sebuah proyek pembuatan tempat bersantai
seperti taman bantaran sungai yang bisa kita kembangkan dengan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat skitar sungai untuk menyediakan jasa “keliling dengan
sampan/ perahu kecil”. Itulah solusi yang kami anggap terbaik untuk tingkatan
solusi terbaik.
4. Solusi
ini bukan solusi yang paling kami tidak anjurkan karena jika kita membuat
solusi ini, maka kita akan merusak aspek legal dan kemanusiaan. Solusinya yaitu,
setiap ada yang mengotori, merusak, dan membiarkan sungai itu tak terawat, maka
hukuman penjara seumur hidup akan diberlakukan.
Itulah diskusi yang bisa kami simpulkan dan kami
harap, materi ini bisa berguna bagi semua orang. Termia kasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar