Nama : Andinia May Cahya
NIM : 16013251
Fakultas : FMIPA
Moderator : Maria Selena (Putri Indonesia 2011)
Pembicara 1 : Gita Wirjawan (Mentri Perdagangan
Republik Indonesia)
Semangat
kemahasiswaan kental dengan kearifan local. Perekonomian di Indonesia
membutuhkan pemimpin-pemimpin yang lekat dengan kepentingan rakyat dan
berhubungan dengan geopolitik di Indonesia. Perekonomian di Indonesia saat ini
terbesar 15 di dunia.
“Kesuksesan
ada di depan mata kita, Allah yang menentukan dan tergantung seberapa kuat
keinginan kita untuk meraihnya. If you want it, you will get it.” Pesan Bapak
Gita Wirjawan.
Pemimpin
di negeri kita harusnya mempunyai tiga unsur penting, yaitu : Unsur Demokrasi,
Unsur Pluralisme, dan Unsur Kesejahteraan.
Sebenarnya,
Indonesia lebih besar dari segi ekonomi dua kali lipat dari Arab Saudi. Negara Islam
kurang lebih menduduki 9 % di dunia dalam ekonomi.
Politik
dan ekonomi yang bagus sangat dibutuhkan oleh suatu Negara agar dapat menjadi Negara
yang relevan. Pembangunan ekonomi yang baik harus tertuju pada bangsa dan
daerahnya.
Gangnam
mencakup 4 hal, yaitu : Kemahiran Teknologi, Kesinambungan Demokrasi, Kekayaan
Budaya, dan Kemajuan Ekonomi.
Tiongkok
merupakan Negara ekonomi nomor 2 terbesar di dunia. Yaitu dengan mencapai
kekayaan sekitar delapan belas triliyun dolar. Sedangkan Indonesia kekayaannya mencapai
1 triliyun dolar. Ada resiko 360.000 milyar rupiah tidak akan terisi dengan
peran Indonesia, jika Indonesia tidak menerapkan Gangnam. Oleh karena itu, kita
harus berbudaya apapun dengan budaya bangga Indonesia. Agar kita bisa mencintai
bangsa kita dan menerapkan Gangnam.
Korea
Selatan sukses pertama kali di bidang pertanian kemudian disuruh
pemerintahannya untuk melakukan diserivikasi untuk membuat barang-barang
elektronik sehingga Korea Selatan bisa maju pesat sampai sekarang ini dan
menyalurkan barang-barang elektronik buatannya ke seluruh dunia termasuk
Indonesia.
Kita perlu
meningkatkan 60% per daerah untuk bisa mensistem pertumbuhan ekonomi mencapai
sekitar 7%.
Kita memiliki
resiko untuk tidak bisa keluar dari Middle Income Track (PDP perkapita
6ribu-7ribu dolar saja), tidak bisa membuat teknologi.
Mitos yang
harus dipatah bangsa Indonesia selama ini adalah Pertumbuan ekonomi itu selalu
tumbuh di Jakarta. Padahal, pertumbuhan ekonomi di Jakarta hanya mencapai 20%.
Semakin
terjadi realisasi di luar pulau Jawa semakin kita bisa menyatukan dan
mensejahterakan bangsa (harus dihilirisasi).
AS
menyelenggarakan Pelanggaran Kuantitatif yaitu penyiraman likuditas dan itu
semua berimbas ke Negara-negara sekitar, termasuk Asia.
Produk pendidikan
Indonesia saat ini adalah senjata untuk bersaing. Apapun yang kita lakukan
harus dengan semangat kesatuan. Konteks persaingan kita, Indonesia harus
bersaing dengan minimal Negara-negara di Asia.
Indonesia
membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab tantangan yang berkaitan dengan geopolitik
dan permintaan rakyat.
“Jadilah
garuda-garuda yang kreatif, terampil, melek teknologi, yang punya semangat
kebangsaan, dan menjunjung selalu kearifan local. KEPENTINGAN RAKYAT ADALAH
SEGALANYA.” Pesan dari bapak Gita Wirjawan.
Pembicara 2 : Indra Hidayat dari WANADRI (Cinta Tanah
Air)
Wanadri
berdiri pada tanggal 16 Mei 1994. Wanadri berhubungan erat dengan alam bebas. Ketua
Umum WANADRI adalah Ilham Fauzi.
Luas
daratan Indonesia saat ini adalah 1,8 juta km2 sedangkan luas
perairannya 3,1 juta km2 hampir 70% dari luas Indonesia.
Pada tahun
1995, diresmikan oleh Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno, bahwa luas daerah
perairan kita 1,5 juta km2
Indonesia
memiliki garis pantai terpanjang ke 2 di dunia setelah Kanada. Sekarang di
Indonesia terdapat kurang lebih 17ribu pulau. Sungai di Indonesia juga beragam.
Pegunungan berapi terdapat dari Sumatra, Jawa, sampai Nusa Tenggara. Sekarang di
Indonesia terdpat 34 Provinsi dan 504 kabupaten/kota. Indonesia berbatasan
dengan 10 negara tetangga.
Rumah
Nusantara : Suku bangsa di Indonesia bukan saja alamnya yang beragam, tetapi
kebudayaannya juga beragam.
Kendala
yang terjadi di Indonesia, yaitu : Interfrensi budaya (selama kita masih
kreatif, kita tidak perlu takut dan khawatir), bencana, dan kita selalu
berorientasi di darat.
Saran
dari kak Indra (WANADRI) sadar dir, sadar lingkungan, sadar tujuan.
Pewawancara 3 : Ibu Tri
Mumpuni (Seorang Pemberdaya listrik di 60 kota terpencil di Indonesia)
Integritas Alumni ITB
untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa
Untuk mewujudkan
Integritas dan Kompetensi yang baik kita harus mempunyai pengetahuan dan logika
juga perasaan/empati. Dengan begitu kita bisa membaca Indonesia dengan baik. Sedangkan
tanpa keduanya, kita bisa membaca Indonesia hanya untuk diri kita sendiri.
Sumber
daya alam paradigma yang tepat akan menjadi manfaat bagi masyarakatnya. Sekitar
100 juta rumah penduduk belum mempunyai listrik (desa terpencil dan sulitnya
infrastuktur). Banyak potensi-potensi di Indonesia yang belum tersentuh oleh
bangsa Indonesia sendiri.
Lebih dari
60 juta anak Indonesia hidup dengan kondisi yang memprihatinkan dam tidak bisa
menikmati pendidikan yang tinggi. Kita harus memberikan kesempatan kepada
anak-anak itu untuk meraih mimpi-mimpinya.
Definisi
umum ekonomi saat ini adalah keadaan setimbang dinamis antara investasi dan
konsumsi untuk mencapai setinggi-tingginya pertumbuan ekonomi. Makin tinggi
pertumbuhan, makin baiklah ekonominya. Ekonomi menjadi alat dari kebiasaan
perhitungan rutin sehari-hari untuk mencapai angka dan besaran tertentu bagi
kepentingan pemilik dan teknologi. Tanpa peduli kemanusiaan.
Definisi
kewirausahaan sosial adalah setiap orang adalah unik, setiap orang melakukan
kegiatan ekonomi yang disukainya sebaik-baiknya. Makin baik hasil mereka, makin
baiklah ekonomi. Tapi yang sekarang adalah makin tinggi pertumbuhan, makin baik
ekonomi. Sistem ekonomi saat ini tidak manusiawi.
Hal yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki integritas adalah peurusan visi pembangunan,
perubahan paradigm investasi (ini seharusnya pemanfaatan SDAnya untuk kesejahteraan
penduduk local, tapi sekarang pemanfaatan SDA untuk kepentingan pemilik modal dan
pemilik teknologi), dan yang terakhir pembatasan pertumbuhan usaha.
Pembicara 4 : Saska (Pendiri dan CEO RISET INDIE)
RISET
INDIE adalah sebuah kolektif penelitian teknologi, sosial ekonomi,dan sebagai
penyaluran aktifitas ekonomi.
Project
RISET INDIE yang pertama adalah Polaroid. Film analog instan (Polaroid) akan
mati karena gak pernah dipakai.
Project
kedua adalah Animatronic. Teknologi lama, sebuah robot yang di cover dengan
sebuah topeng atau make up menjadi seperti asli.
Project
yang sedang berlangsung adalah Angkot Day yang termasuk ke dalam penilitian
sosial ekonomi. Solusi dari Riset macet adalah dengan membuat angkot tertib dan
gratis 1 hari.
Banyak
pengalaman yang didapat kak Saska selama kuliah di ITB. “Kita masih belum bisa
menyebut diri kita ITB, sampai kita manjadi alumnus yang sukses dan dikenal
oleh seluruh Indonesia. Dan sesuatu yang besar tidak akan mungkin langsung
menjadi besar, tapi dimulai dari yang kecil dulu.” Pesan kak Saska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar