Pola Pikir K3 – Mahasiswa Wajib Punya!
by Salma Nur Vita Anggraini (16213133)
Kalau kalian mendengar istilah K3, apa yang terlintas
di benak kalian?
Apakah itu tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja? Atau tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan? Atau mungkin
singkatan-singkatan lain? Atau bahkan kalian sama sekali nggak tahu apa itu K3?
Kalau kalian termasuk golongan yang terakhir ini, that’s totally sucks. Harus rajin-rajin baca dong, jangan
Twitter-FB-Instagraman mulu~
K3 adalah suatu pola pikir yang wajib dimiliki oleh
semua mahasiswa. Sebenarnya tidak dibatasi pada mahasiswa saja, akan tetapi
pola pikir K3 sangat cocok diterapkan buat mahasiswa yang sedang berada pada
masa muda yang bergejolak #tsaaah. Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang
dapat menerapkan aspek K3 dalam kehidupannya, yaitu Kritis, Kreatif, dan
Konstruktif.
Apa itu Kritis?
Kritis berarti tidak mudah percaya (tapi bukan su’udzon alias berburuk sangka) dan selalu
mempertanyakan segala hal untuk mengecek kebenaran yang ada. Mahasiswa
yang kritis selalu mempertanyakan apakah informasi yang diterima memang benar
atau tidak. Ia selalu tajam dalam menganalisis permasalahan yang ada dan selalu
berusaha menemukan kesalahan, kekeliruan, dan pokok permasalahan yang ada.
Contohnya nih, seorang mahasiswa tidak serta merta menerima bahwa rumus F=m.a,
namun tetap menelusuri darimana rumus ini dapat dibentuk. Mungkinkah dalam
pembuatan rumus ini terjadi suatu kesalahan yang dapat menggagalkan teori rumus
tersebut? Lalu adakah alternatif lain untuk membentuk rumus yang baru?
Mahasiswa yang kritis dapat menghasilkan ide-ide cemerlang karena dapat
mencermati informasi yang ada dan mengolahnya menjadi sesuatu yang fresh.
Apa itu Kreatif?
Kreatif berarti memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Menciptakan
disini tentunya bukanlah menciptakan sesuatu yang sudah ada sebelumnya, tapi
sesuatu yang benar-benar orisinil. Mahasiswa yang kreatif harus berpikir out-of-the-box, tidak terikat
pada hal yang lumrah di mata umum. Ia tidak membuat suatu solusi yang biasa
dipikirkan oleh orang-orang pada umumnya, namun membuat solusi yang belum
pernah terpikirkan sebelumnya. Lebih dashyatnya lagi nih kalau seorang
mahasiswa memiliki helicopter
view. Seorang mahasiswa harus dapat terbang dan melihat dari atas mengenai
sebuah permasalahan, sehingga ia dapat melihat sebuah permasalahan bukan
seperti puzzle yang terpecah belah (hanya melihat
dari view tertentu) namun menjadi sesuatu yang memiliki sebuah hubungan satu
sama lain. Tapi ingat, boleh saja kita berpikiran lain daripada yang lain namun
harus tetap berdasarkan realita yang ada.
Nah, kritis dan kreatif juga tidak cukup bagi seorang
mahasiswa. Perlu sebuah sifat lagi, yaitu Konstruktif.
Konstruktif berarti dapat membangun sebuah solusi dengan runtut, baik, dan
tepat sasaran bagi permasalahan yang ada. Sebuah solusi yang baik dapat
dibangun dengan menganalisis permasalahan melalui 5W + 1H (What, Who, Where, When,
Why, How). Solusi yang baik dapat pula dibangun melalui metode PESTEL, yaitu
Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Environment,
dan Legal.
Dari pemikiran pola K3 tersebut, solusi-solusi yang
baik dapat muncul dari ide mahasiswa. Solusi yang sudah dikeluarkan pun dapat
digolongkan menjadi 4 jenis. Solusi pertama adalah solusi yang sudah ada dan
biasa. Solusi jenis ini merupakan solusi yang umum dipikirkan oleh khalayak dan
bersifat mainstream.
Solusi kedua adalah solusi yang ada namun bisa dikembangkan. Solusi jenis ini
sebenarnya sudah dipikirkan, atau bahkan sudah terlaksanakan. Namun dalam
kenyatanyannya, solusi ini sering mendapatkan hambatan atau memiliki kekurangan
yang tidak diantisipasi oleh sang penggagagas. Solusi ketiga adalah solusi yang
belum ada tapi mungkin bisa dibuat. Solusi inilah yang memang susah dicari,
namun ketika ditemukan maka akan muncul ide-ide lain untuk menguatkan, bahkan
merealisasikan ide tersebut. Solusi keempat adalah solusi yang belum ada dan
tidak bisa dibuat. Untuk solusi jenis ini biasanya merupakan solusi konyol dan
imajinatif, jadi sebagai seorang mahasiswa jangan pernah mengeluarkan solusi
ini!
Dengan pola pikir K3, seorang mahasiswa dapat
menghasilkan solusi jenis ketiga, yaitu solusi yang belum ada namun dapat direalisasikan.
Secara kritis, ia dapat menemukan kekurangan yang dapat diperbaiki. Secara
kreatif, ia dapat menemukan sebuah solusi permasalahan dari sudut pandang yang
berbeda. Secara konstruktif, ia dapat menjabarkan solusi tersebut lengkap
dengan bagaimana ia dapat melaksanakan solusi tersebut dan fakta apa saja yang
mendukung solusi tersebut. Solusi anti mainstream inilah yang harus dikeluarkan semua
mahasiswa apabila ingin menyelesaikan permasalahan yang ada, baik itu
permasalahan di lingkungan perkuliahan maupun permasalahan negara yang tentunya
membutuhkan ide-ide brilian untuk menyelesaikan carut marut negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar